Rabu, 16 Oktober 2013

PPATK Telusuri Transaksi Keuangan Dinasti Atut??

PPATK Telusuri Transaksi Keuangan Dinasti Atut
Dari kiri: Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardhana, dan Ratu Tatu Chasanah. Istimewa
      Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Muhammad Yusuf mengatakan sedang menelusuri transaksi keuangan keluarga Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah. Dia mengatakan, keluarga Atut yang pertama dibidik adalah adik Ratu Atut, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.

      "Atut belum, tapi kami sedang proses Wawan," kata Yusuf ketika ditemui di kompleks parlemen Senayan, Rabu, 16 Oktober 2013. Dia mengatakan penelusuran rekening Wawan terkait dugaan suap yang melibatkan ketua non-aktif Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar atas pemilihan kepala daerah Lebak, Banten.


    Lembaga pengawasan transaksi keuangan ini, kata Yusuf, siap membantu Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menelusuri kemungkinan transaksi mencurigakan dari Atut atau keluarga lainnya. Bila KPK ingin melakukan pendalaman, Yusuf siap memprioritaskan pengawasan terhadap rekening keluarga Atut.

    "Namun, sampai saat ini belum ada permintaan dari KPK," ujar Yusuf. Langkah pertama, kata Yusuf, PPATK akan mengawasi rekening perusahaan keluarga Atut. Bila pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang, atau pemasukan jauh lebih lebih besar dibanding pengeluaran berarti rekening tersebut digunakan untuk penampungan uang.

    Sebelas tahun berkuasa, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sukses menarik gerbong politik dan bisnis keluarganya. Bersamaan dengan naiknya anggota klan Atut di lima wilayah, makin semarak pula bisnis keluarga itu di semua sektor. Contohnya PT Sinar Ciomas Raya Utama milik Atut dan Wawan menggarap pembangunan gedung DPRD Provinsi Banten, 2004-2006 dengan angka proyek Rp 93 miliar.

     Adik Atut, Ratu Tatu Chasanah mempunyai PT Profesional Indonesia Lantera Raga yang pernah menggarap Pembangunan Jalan Pontang-Kronjo, 2012 senilai Rp 10,1 miliar. Tatu jug mempunyai perusahaan PT Glindingmas Wahananusa yang mengerjakan proyek pembangunan RSUD Balaraja, 2006, senilai Rp 15 miliar.

sumber: tempo.com

0 komentar:

Posting Komentar